(Resensi Subjektif) My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry

My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
Oleh: Fredrik Backman

Penerjemah
Jia Effendie

Penyunting
Yuke Ratna P.

Penyelaras aksara
Nunung Wiyati

Penata letak
CDDC

Perancang sampul
Artgentsi

Halaman
496 halaman, 14x21 cm

Genre
Fiksi Inggris

Diterbitkan oleh
Penerbit Noura (PT Mizan Publika)

ISBN 978-602-385-164-5

Cetakan ke-2, Februari 2017


BLURB

Pernahkah kau merasa ingin pergi dari dunia nyata? Saat kau terasingkan, dan orang-orang di sekitarmu tampak tak memedulikanmu, bahkan seakan membencimu? Elsa sering merasa demikian. Misalnya, saat teman-teman menghukumnya hanya karena tidak menyukai syal yang dikenakannya. Atau saat Elsa bicara jujur, mereka mencemoohnya. Sangat jelas mereka membenci Elsa. 

Itu semua karena Elsa berbeda dari anak lainnya. Elsa pernah bertanya, apakah menjadi berbeda itu salah? Nenek berkata bahwa menjadi berbeda itu bagus, dan teman-temannya saja yang bodoh. Lalu Nenek berkisah tentang dunia yang berisi pahlawan dan makhluk negeri dongeng. Negeri istimewa yang hanya bisa dikunjungi anak-anak istimewa. 

Semenjak itu, Elsa sering pergi ke negeri dongeng kapan pun dia mau, bersama Nenek tentunya. Sampai suatu saat, Nenek tak bisa lagi menemani. Nenek harus pergi, sangat jauh, sendiri. Sebagai permintaan terakhir, Nenek mengirim Elsa untuk menjalani sebuah misi. Misi khusus yang hanya sanggup dijalankan oleh Elsa dan kelak bisa mengubah jalan hidup siapa pun yang terlibat di dalamnya.


Hasil gambar untuk my grandmother asked me to tell you she's sorry

RESENSI

Ini novel hasil minjem dari temen sekelas, yang kebetulan banget baru dia yang baca, biasanya udah muter aja di kelas, sampek gue gak dapet giliran. Tapi yah, karena dia termasuk teman dekat gue, jadi gue dikasih lebih dulu. Novel ini kayak biasanya novel terjemahan, yang kadang bikin males baca terjemahan, karena jadi risih gitu bahasanya, mending bahasa Inggrisnya sekalian.

Pake point of view ketiga serba tahu, tapi dibikin kayak yang nyeritain anak kecil gitu, bahasanya polos-polos unyu. Gue suka sama si Elsa (anak umur 7 hampir 8 tahun) yang katanya berbeda di antara temen-temennya akhirnya kena bullying, tapi cerdas, itu yang gue suka. Bayangin umur 7 tahun tapi senengnya baca wikipedia, sedangkan gue baru umur 8 mau 9 tahun baru ngerti wikipedia. Gak beda jauh sih, tapi kan lumayan beda setahun.

Dia itu senengnya sama Neneknya, yang sering ngajakin dia berimajinasi (re:bermimpi) ke kerajaan Miamas di Tanah-Setengah-Terjaga. W-o-w buat Fredrik, gue pengen banget punya Nenek kayak Neneknya Elsa gini. Nenek selalu belain Elsa pas Elsa kena masalahnya di sekolah, karena ya, Elsa sering dibully ini, tapi pihak sekolah malah gak bela Elsa gitu, berkali-kali mereka bilang Elsa suruh dibawa ke psikolog.

Neneknya ini banyak kebiasaan buruknya, kalo ke toilet pintunya gak ditutup, orangnya berantakan, sukanya macem-macem, gak kayak nenek pada umumnya. Tapi tokoh Nenek dalam cerita ini memiliki kepribadian yang baik juga menyenangkan.

"..., Nenek memutuskan bahwa memiliki jenis bunga favorit akan tidak adil bagi alam."

Orang macem apa yang mikir sampek segininya? Bahkan gue cuman pernah mikir, 'yang gak adil itu yang lain dibiarin hidup, tapi ada salah satu bunga lo petik, lo biarin dia mati,' itu yang gak adil. Nenek ini hebat banget sih menurut gue, gue cuman mikir bunga itu makhluk hidup, tapi liat si Nenek, dia bahkan mikir kalo bunga itu makhluk hidup yang punya perasaan.

Suatu saat, si Nenek ini meninggal, dan Elsa hidupnya langsung bikin orang kasian gitu, gak ada lagi yang biaa ngertiin dia. Sebelum meninggal, si Nenek ngasih misi untuk Kesatria Miamas (re: Elsa) dan dia akhirnya ngebongkar semua masa lalu dari tetangganya, dari si Monsternya ini, dan masa lalu dari si Neneknya Elsa yang gak pernah akur sama Ibunya Elsa.

Dari cerita ini kita tau, apa yang keliatannya gak sesuai sama apa yang orang lain kira, karena mereka melakukan sesuatu itu emang ada alesan dari orang itu sendiri. Kita jadi tau ya, gak boleh lah main hakim sendiri, karena kita gak tau kisah asli dari perjalanan hidup mereka. Atau kalo perlu, Nenek-nenek yang ada di seluruh dunia ini baca cerita ini, biar bisa akur sama cucunya, karena gue sendiripun gak bisa sedeket itu sama Nenek gue sendiri.

Oke, sekian resensi subjektif yang gue bikin. Bahasa gue emang gini, standar abis, kalo mau dibikin baku, gak bakalan selesai ini resensi, ngeditnya kelamaan. Oke, terima kasih dan sampai jumpa.

Comments

Popular Posts